PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
                                              DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 LIWA
Jl. KH. AHMAD DAHLAN 42 PADANG DALOM KEC. BAIK BUKIT KAB. LAMPUNG BARAT
 

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A
Komponen
Layanan Dasar
B
Bidang Layanan
Karir
C
Topik / Tema Layanan
Kiat sukses menjadi pengusaha muda
D
Fungsi Layanan
Pemahaman                                       
E
Tujuan Umum
Peserta didik/konseli mampu memiliki wawasan menjadi wirausaha sukses, mengusai pengetahuan dan keterampilan akademik serta etos kerja dengan berkarya melalui jiwa wirausaha
F
Tujuan Khusus
1.    Peserta didik/konseli dapat mengenal tingkatan dan jenis dalam usaha
2.    Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kepribadian dan watak (karakter) pengusaha
3.    Peserta didik/konseli dapat memahami keuntungan dan risiko menjadi pengusaha
4.    Peserta didik/konseli dapat memahami kiat menjadi pengusaha muda
G
Sasaran Layanan
Kelas 12
H
Materi Layanan
1.    Mengenal tingkatan dan jenis dalam usaha
2.    Kepribadian dan watak (karakter) pengusaha
3.    Keuntungan dan risiko menjadi pengusaha muda
4.    Kiat menjadi pengusaha muda
I
Waktu
2 Kali Pertemuan x  45 Menit
J
Sumber Materi
1.  Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan 1.  Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2.  Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan  Konseling bidang karir, Yogyakarta, Paramitra
3.  Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4.  Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra

K
Metode/Teknik
Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L
Media / Alat
LCD, Power Point , Kiat menjadi pengusaha muda
M
Pelaksanaan

Tahap
Uraian Kegiatan



1. Tahap Awal /
Pedahuluan
1.    Membuka dengan salam dan berdoa
2.    Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3.    Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
4.    Menanayakan kesiapan kepada peserta didik





2. Tahap Inti
1.   Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.   Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
3.   Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
4.   Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
5.   Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
6.   Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7.   Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.

3. Tahap Penutup
1.    Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
2.    Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.    Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
4.    Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M
Evaluasi


1.  Evaluasi Proses
Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi :
1.  Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2.  Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3.  Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4.  Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru BK
2.  Evaluasi Hasil
Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1.  Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2.  Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3.  Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4.  Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.       Uraian materi
2.       Lembar kerja siswa
3.       Instrumen penilaian
     
                                                                                                       Liwa,      Juli 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK N 1 Liwa                                                    Guru BK



MUHAMMAD YUSUF MUIS, S.Pd                                               YOPI SUGARA, S.Pd
NIP  19721028 199903 1 008                                                     NIP  19870901 201101 1 004




a.  Mengenal Tingkatan dan Jenis dalam Usaha
Menurut tingkatannya, usaha dibagi atas usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Kriteria dari tingkatan usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Usaha Mikro, adalah usaha dengan kebutuhan mdal dibawah 50 juta diluar pemakaian aset pribadi. Banyak jenis usaha yang kita temui dengan modal di bawah 50 juta rupiah. Tapi mengapa kriteria modal di bawah 50 juta rupiah disebutkan di luar aset usaha ? Ini karena perhitungan modal didasarkan pada kebutuhan investasi sedangkan operasional biasanya adalah tempat usaha dan kendaran.
2.    Usaha Kecil, adalah usaha yang kebutuhan modalnya antara 50 juta rupiah dan 200 juta rupiah di luar aset usaha. Usaha kecil setingkat lebih tinggi dari usaha mikro karena kebutuhan modal usahanya lebih besar.
3.    Usaha Menengah, adalah usaha yang kebutuhan modalnya antara 200 juta rupiah dan 500 juta rupiah di luar aset. Skala usaha ini memang sudah lumayan besar mengingat modal yang dibutuhkan sudah di atas 200 juta.
4.    Usaha besar, adalah usaha yang kebutuhan modalnya di atas 500 juta rupiah. Level usaha ini memang yang paling tinggi. Bentuknya pun bermacam-macam seperti perusahaan-perusahaan besar dengan skala internasional.

Mengenal Jenis-jenis Usaha
1.    Usaha Perdagangan Produk Primer
Usaha ini bergerak di bidang produksi dan penjualan produk yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Anda pasti mengenal istilah sembako. Sudah tentu ya ? Sembako adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang merupakan kebutuhan pangan dasar bagi masyarakat. Produk yang termasuk sembako adalah beras, minyak goreng, terigu, gula pasir, telur dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan bahan pokok pun berubah dan bertambah jenisnya.
2.    Usaha Perdangan Produk Sekunder
Usaha ini bergerak pada produksi dan penjualan produk bukan kebutuhan pokok. Produk sekunder memang bukan merupakan kebutuhan wajib harian, tapi juga penting bagi mereka yang membutuhkannya. Produk-produk seperti pakaian muslim, sepatu, sandal, aneka tas, kosmetik dan suku cadang kendaran merupakan contoh dari produk sekunder.
3.    Usaha Perdagangan Produk Tersier
Usaha perdagangan produk tersier bergerak di bidang produksi dan penjualan produk yang dibutuhkan untuk kepuasan pembelinya, seperti barang-barang untuk menghibur atau menyenangkan diri. Contoh dari usaha ini antara lain jual beli mobil, lukisan, perhiasan, mainan, alat elektronik yang mewah. Jika melihat sifat produknya, tentu akan lebih sulit dalam memasarkan produk tersier dalam arti penjualannya tidak sebanyak produk kebutuhan pokok atau sekunder.
4.    Usaha Jasa,
Usaha Jasa adalah usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa yang dibutuhkan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan. Dalam usaha jasa diperlukan pembuktian untuk memberikan kepercayaan pada konsumen akan kualitas jasa yang diberikan. Skala usaha jasa sama dengan jenis-jenis usaha sebelumnya, yaitu berdasarkan modal yang dikeluarkan. Sangat memungkinkan untuk memulai usaha jasa tanpa modal uang. Usaha jasa sudah bisa dimulai hanya dengan modal keahlian yang dimiliki. Berikut ini ada beberapa contoh usaha jasa diantaranya : Jasa tansportasi, jasa kecantikan, jasa perbaikan, jasa pembangunan, jasa penyewaan, jasa desain, jasa kesehatan, jasa pendidikan dan perawatan, dan sebagainya.

b. Kepribadian (Sikap) dan Watak (Karakter) Pengusaha
Kepribadian berasal dari bahasa Inggris  personality. Kepribadian adalah merupakan keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya unik. Personality is the total of human mind. Mind di sini diartikan sebagai keseluruhan karakteristik dari diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, berupa tamperamen, watak (karakter). Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Apakah yang dikatakan produktif ? Produktif adalah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengeal beberapa macam utility, yaitu ;
1.   Utility of Place (kegunaan tempat)
2.   Utility of Time (kegunaan waktu)
3.   Utility of Form (kegunaan bentuk)
4.   Utility of Ownership (kegunaan kepemilikan) dan sebagainya
      Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda disebut produktif.
Ciri orang yang tidak produktif ialah :
1.   Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik, tidak pernah mengemukakan ide.
2.  Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3.   Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah ia keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima.
4.  Sifatnya sentimental, suka merenung masa lalu.
5.  Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya.
6.  Dia suka memasarkan pribadinya dengen memperoleh imbalan/balas jasa/honor.
7.  Self esteemnya goyang, dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya.





      Ciri & Watak (Karakter) Wirausaha
Enam Ciri & Watak (Karakter) wirausaha Geoffry G Meredith

No

Ciri-Ciri

Watak

1

 Percaya Diri

Keyakinan, ketidak ketergantungan dan optimis

2

Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi. Berorientasi laba,  ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, energi dan inisiatif
3

Pengambilan Resiko

Kemapuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4

Kepemimpinan

Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
5

Keorisinilan

Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6

Berorientasi ke masa depan

Pandangan ke depan, perspektif



      c.   Keuntungan dan Risiko Menjadi Pengusaha
Untuk menjadi pelaku bisnis yang sukses, tidak hanya sekedar mengharapkan adanya suatu keberuntungan, namun sangat tergantung dari kualitas usaha. Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Dewasa ini bisnis atau usaha merupakan tujuan yang sangat penting karena kesempatan atau peluang untuk berusaha semakin hari semakin terbuka. Dengan menjadi seorang pelaku usaha maka kita telah memberikan andil yang sangat besar untuk mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini. Dengan berwirausaha tentu kita akan memiliki banyak keuntungan serta risiko diantaranya :


      Keuntungan
      1.   Profit (Keuntungan)
a.   Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat.
b.  Penghasilan tidak ditentukan orang lain.
c.   Kontrol Finansial ( Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan sendiri)
      2.   Independence (Bebas, Merdeka, Mandiri)
a.   Tidak bekerja dibawah perintah orang lain.
b.  Kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko.
c.   Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi diri secara penuh dan aktualita diri untuk mencapai cita-cita.
d.  Otonomi (Pengelolaan yang bebas & tidak Terikat -  “Boss”)
      3.   Satisfying Way of Life (Kepuasan Hidup)
a.   Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan pengabdian serta memperoleh pengakuan
b.  Kepuasan dalam merealisasikan ide kreatif dan dapat menyumbangkan sesuatu kepada orang lain. (hidup bermanfaat untuk orang lain)
      Risiko
a.   Tidak ada kepastian pendapatan.
b.  Resiko kehilangan modal/asset/investasi.
c.   Meningngalkan zona kemapanan Pengorbanan Personal (Pada awal bekerja keras, sedikit waktu untuk kepentingan keluarga dan rekreasi).
d.  Beban Tanggung Jawab (Mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil, dan lain-lainl).
e.  Margin keuntungan kecil pada waktu masa pertumbuhan.
f.   Kemungkinan menghadapi proses kegagalan.
c. Kiat Menjadi Pengusaha Muda
Kewirausahaan (enterprenership) adalah kecakapan/kemampuan seseorang dalam menciptakan dan mengelola suatu usaha /kerja untuk mendapatkan nilai ekonomis (nilai tambah) yang lebih besar. Jiwa kewirausahaan  itu mencakup semangat (spirit), sikap, perilaku, dan kecakapan/keterampilan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan. Langkah mendasar dalam memupuk jiwa berkarya dan berwirausaha adalah memahami dan menilai diri sendiri. Karena kunci keberhasilan dalam berusaha adalah memahami diri sendiri dalam bingkai lingkungan sebuah usaha.
1.    Kecakapan Kewirausahaan
Setiap orang layak membekali diri dengan sejumla ketrampilan dan kecakapan berwirausaha, antara lain :
1)      Kreativitas
Kreativitas adalah ciri utama seorang wirausahawan. Kreativitas adalah cermat mencari peluang.
2)      Keberanian  Mengambil Resiko
Jiwa wirausaha (enterprehership) dibentuk dengan latihan mengambil keputusan berikut kesiapan menerima resiko-resiko apapun yang mungkin terjadi.
3)      Ketekunan dan Keuletan
Dalam kegiatan apapun, kecerdasan otak saja bukan jaminan, tetapi ketekunan dan keuletan adalah prasyaratnya.
4)      Percaya Diri
Mental “gengsi-gengsian” adalah musuh nomor satu dalam meraih keberhasilan. Selanjutnya adalah sifat minder, ragu-ragu, dan takut melangkah.
5)      Motivasi Kemandirian
Wirausahawan mengikis habis jiwa manja dan ketergantungan. Siapapun yang mau maju terus, harus punya dorongan untuk mandiri, konsisten dan berkeyakinan kuat pada misinya
2.       Keterampilan Teknik Kewirausahaan
Diperoleh melalui latihan-latihan intensif dalam hal :
1)      Keterampilan Teknik Berusaha
Kegiatan teknik-teknik usaha meliputi teknik produksi, mengontrol mutu/kualitas, produksi  barang/jasa, pengemasan dan mengelola mekanisme usahanya.
2)      Keterampilan Mencari Informasi.
Informasi merupakan sesuatu yang penting diketahui dan sekaligus diantisipasi oleh seorang usahawan.
3)      Keterampilan Berkomunikasi.
Terampil berkomunikasi bagi wirausahawan sangat diperlukan. Ini sangat berguna ketika melakukan pemasyarakatan produknya, sekaligus negosiasi.
4)      Keterampilan dalam Pemecahan Masalah.
Setiap usahawan tentu akan berhadapan kepada berbagai masalah. Masalah ini dapat terjadi di intern perusahaannya, atau permasalahan yang berhubungan dengan komunitas sekitarnya.
5)      Keterampilan ilmu perencanaan.
Perkiraan masa depan perusahaan dapat dituangkan dalam perencanaan.
6)      Keterampilan dalam pengelolaan usaha.
Usahawan adalah pengelola usaha. Di dalamnya terdapat proses kerja yang berkaitan dengan orang banyak (karyawan).
7)      Keterampilan menganalisis pasar.
Pasar menjadi faktor utama dalam melakukan bisnis.
8)      Keterampilan mengantisipasi peluang.
Wirausaha muda dituntut terampil dalam menangkap peluang yang ada di depannya. Tajamannya menganalisis peluang.