PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 LIWA
Jl. KH. AHMAD DAHLAN 42
PADANG DALOM KEC. BAIK BUKIT KAB. LAMPUNG BARAT
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN
KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
A
|
Komponen
|
Layanan Dasar
|
B
|
Bidang Layanan
|
Pribadi
|
C
|
Topik / Tema
Layanan
|
Stress dan cara mengatasinya
|
D
|
Fungsi Layanan
|
Pemahaman
|
E
|
Tujuan Umum
|
Peserta didik/konseli memahami
tentang stress, gejala-gejala stress dan faktor-faktor penyebabnya serta
mampu mengatasi stress yang dihadapi
|
F
|
Tujuan Khusus
|
1.
Peserta
didik/konseli dapat memahami pengertian stress
2.
Peserta
didik/konseli dapat memahami faktor-faktor penyebab dan dampak stress
3.
Peserta
didik/konseli dapat memahami cara mengatasi stress
4.
Peserta
didik/konseli dapat memahami cara mengatasi cemas hadapi ujian
|
G
|
Sasaran Layanan
|
Kelas
12
|
H
|
Materi Layanan
|
1.
Pengertian
stress
2.
Faktor-faktor penyebab dan dampak stress
3.
Cara mengatasi stress
4.
Cara mengatasi cemas hadapi ujian
|
I
|
Waktu
|
2 Kali Pertemuan x 45 Menit
|
J
|
Sumber Materi
|
1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 12, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta, Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva,
Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan
dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
|
K
|
Metode/Teknik
|
Ceramah, Curah pendapat dan tanya
jawab
|
L
|
Media
/ Alat
|
LCD, Power Point , Stress dan cara mengatasinya
|
M
|
Pelaksanaan
|
|
Tahap
|
Uraian Kegiatan
|
|
1.
Tahap Awal /
Pedahuluan
|
1.
Membuka dengan salam dan berdoa
2.
Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3.
Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Konseling
4.
Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
|
|
2.
Tahap Inti
|
1.
Guru BK menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik
mengamati slide pp yang
berhubungan dengan materi layanan
3.
Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
4.
Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
5.
Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
6.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7.
Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
|
|
|
3.
Tahap Penutup
|
1.
Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2.
Guru BK mengajak peserta didik untuk agar
dapat menghadirkan Tuhan dalam
hidupnya
3.
Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
4.
Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
|
M
|
Evaluasi
|
|
|
1. Evaluasi Proses
|
Guru BK atau
konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan
dari pertanyaan guru BK
|
2. Evaluasi Hasil
|
Evaluasi
setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan :
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
|
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Uraian materi
2.
Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
Liwa,
Juli 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK N 1 Liwa Guru
BK
MUHAMMAD YUSUF MUIS, S.Pd YOPI SUGARA, S.Pd
NIP 19721028
199903 1 008 NIP 19870901 201101 1 004
a. Pengertian
Stress
Menurut Andas besar bahasa indonesia, ada 2
pengertian stress:
1. Gangguan atau
kekacauan mental dan emosional
2. Tekanan.
Secara teknis psikologik, stress
didefinisikan sebagai suatu respons penyesuaian Seseorang terhadap situasi yang
dipersepsinya menantang atau mengancam kesejahteraan orang bersangkutan.
Jadi stress
merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap stressor hal yang dipandang sebagai menyebabkan
cekaman, gangguan keseimbangan (homeostasis),
baik internal maupun eksternal.
Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas
bahwa stress bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang memandangnya. Dengan
perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum tentu dipersepsi mencekam
bagi orang lain. Mungkin Anda
bertanya-tanya, mengapa stress lebih banyak dialami oleh remaja? Hal ini
disebabkan remaja cenderung memperhatikan citra tubuhnya, rentan mengalami
peristiwa yang penuh stres, mengalami tekanan dalam penyesuaian diri dalam
berinteraksi dengan orang lain. Hinton (1989) mengatakan bahwa masa remaja
merupakan masa perubahan hormonal, perubahan tingkat dan pola hubungan sosial
sehingga remaja cenderung mempersepsikan orang tua secara berbeda. Selain itu,
masa pertumbuhan remaja, jarang yang berlangsung dengan lancar. Remaja yang
mengalami depresi akan menjadi apatis dan menyalahkan dirinya sendiri sehingga
merasa enggan untuk mencari pertolongan.
b. Faktor – faktor Penyebab
dan Dampak Stress
stressor adalah
sumber yang dipersepsi seseorang atau sekelompok orang memberi tekanan/cekaman
terhadap keseimbangan diri mereka. Ada 3 sumber utama bagi stress, yaitu :
1. Lingkungan
Lingkungan kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri
seperti antara lain : cuaca, kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standard
prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa aman dan harga diri, tuntutan hubungan
antar pribadi, penyesuaian diri, perubahan keluarga.
2.
Fisiologis
Perubahan kondisi tubuh : masa remaja; haid, hamil, proses menua,
kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur, tekanan terhadap tubuh.
reaksi tubuh :
reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan mengakibatkan perubahan pada
tubuh kita, menimbulkan stress.
3. Pikiran
kita
Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan
pengalaman perubahan dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita
memberi makna atau label pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat
kita relax atau stress.
Gejala Stress
Ada
sejumlah gejala yang bisa diditeksi secara mudah yaitu :
1. Gejala
Fisiologis
Denyut jantung
bertambah cepat, banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan
terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur,
gangguan lambung.
2. Gejala Psikologis
Resah, sering
merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak
perasaan, atau perasaan kewalahan (exhausted) dsb
3. Tingkah Laku
Berbicara cepat
sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, gemetaran, berubah
nafsu makan ( bertambah atau berkurang).
Gejala-gejala Stress Pada Remaja
Anda dapat mengetahui apakah diri kalian mengalami depresi atau tidak maka Anda perlu
mengetahui gejala-gejala depresi pada remaja. Bagaimana gejala-gejala stress
yang dialami remaja ? ada beberapa gejala-gejala depresi pada remaja, yaitu:
1.
Kehilangan minat dan kegembiraan pada hampir semua aktivitas dan
hal ini hampir terjadi setiap hari.
2.
Berat badan mengalami penurunan, padahal tidak sedang melakukan
diet. Atau justru mengalami peningkatan berat badan lebih dari 5% dalam satu
bulan. Atau mengalami penurunan atau justru peningkatan nasfu makan hampir
setiap hari.
3.
Mengalami insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (suka tidur
atau lebih banyak tidur) hampir setiap hari.
4.
Mengalami penurunan minat dalam melakukan aktivitas yang terjadi
hampir setiap hari dan kehilangan energi hampir setiap hari.
5.
Merasa dirinya tidak berharga atau merasa bersalah yang
berlebihan.
6.
Kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi.
7.
Munculnya perasaan sedih hampir setiap hari.
8.
Munculnya pikiran-pikiran tentang
kematian, ide bunuh diri yang berulang tanpa rencana, atau adanya usaha
percobaan bunuh diri.
Dampak Akibat
Stress
Dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak
Fisiologik, dampak psikologik dan dampak perilaku behavioral
1. Dampak
Fisiologis
Secara umum
orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti : mudah
masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau
menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang
lebih serius seperti , hypertensi, dst. Secara
rinci dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a. Gangguan pada organ tubuh,
- Muscle myopathy ; otot
tertentu mengencang/melemah
- Tekanan darah naik ;
kerusakan jantung dan arteri
- Sistem pencernaan;
mag, diarrhea
b. Gangguan pada sistem reproduksi
- Amenorrhea; tertahannya
menstruasi
- Kegagalan ovulasi pada
wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen pada pria
- Kehilangan gairah sex
c. Gangguan pada sistem pernafasan : asthma,
bronchitis
d. Gangguan
lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dst
2. Dampak
Psikologis
• Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini
merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya burn – out.
• Terjadi depersonalisasi ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring
dengan kelelahan/keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang
bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai sesuatu ketimbang sesorang.
• Pencapaian pribadi yang bersangkutan
menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses.
3. Dampak
Perilaku
• Manakala stress menjadi distress, prestasi
belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh
masyarakat.
• Level stress yang cukup tinggi berdampak negative
pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan dan langkah tepat.
• Mahasiswa yang ‘over-stressed’
~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran.
c. Cara Menangani Stress
Strategi
Pencegahan
Untuk mencegah
mengalami stress, setidaknya ada 3 lapis.
1. Lapis pertama - primary prevention, dengan
cara merubah cara kita melakukan sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu
memiliki skills yang relevan, misalnya: skill mengatur waktu, skill
menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dst.
2. Lapis kedua - Secondary prevention, strateginya
kita menyiapkan diri menghadapi stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi,
istirahat, dst.
3. Lapis ketiga
- Tertiary prevention, strateginya kita menangani dampak
stress yang terlanjur ada, kalau
diperlukan meminta bantuan jaringan supportive ( social-network) ataupun
bantuan profesional.
Menangani
Stress
1. S , Study skills
Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang
ingin diketahui, ada banyak kegiatan yang ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh
karena itu, agar tidak menjadi stress, seyogyanya mahasiswa perlu memiliki
berbagai skill belajar yang sesuai sehingga saya bisa belajar secara efektif
tetapi juga effisien dalam menggunakan daya dan waktu serta sumber lainnya.
2. T, Tempo – Time management
Selain skill
belajar, skill penting yang juga perlu Anda kuasai untuk menangani stress
adalah manajemen waktu, untuk keperluan tersebut siswa perlu memiliki paradigma
waktu yang tepat.
3. Rehat - Rest (istirahat)
Tubuh kita by default memerlukan
jedah, istirahat. Kita perlu belajar bagaimana speeding up, tetapi juga
arif dan terampil untuk slowing down. Bila kita tidak memiliki
keterampilan istirahat, leisure, santai ( bukan leha-leha) maka besar
kemungkinan kita mengalami stress.
4. Eating &
Exercise – Makan dan Olahraga Kebugaran
Tubuh kita membutuhkan asupan yang seimbang,
tetapi juga‘exercise’ yang memadai,agar bisa bugar. Bandingkan apabila kita
mempergunakan suatu peralatan baru biasanya kita terlebih dalulu membaca buku
manual yang disertakan oleh pabrik pencipta peralatan tersebut, Oleh karena itu
sebetulnya perlu kita cermati asupan apa yang baik untuk tubuh ini, menurut
manual dari Penciptanya.
5. Self-talk - Percakapan
kalbu
Sejak kecil kita punya ‘perlengkapan’ berpkir
yaitu percakapan kalbu, dimana kita biasa mendengar apa yang kaya hati atau
hati nurani katakana kepada kita. Isi percakapan itu bias positif, membuat kita
optimist, tetapi seringkali juga negative, membuat kita tertekan-stress. Kita
masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan dari kita kepada hati nurani ataupun kata hati kita, sehingga terjadi percakapan timbal-balik
antarakita dengan diri kita. Dalam hal
menangani stress, kita perlu bisa secara sadar meng-ganti isi percakapan
yang tidak mendukung dengan kalimatyang bisa mendukung kita. Langkah ini biasa
disebut percakapan kalbu: stop-ganti yang bisa kita
latihkan di diri kita.
6. Social support - jaringan
pendukung
Manusia adalah
makhluk sosial, jadi pada hakikatnya tidak tahan sendirian, butuh perasaan
tidak sendiri, tetapi punya sejumlah orang yang saling peduli, yang akan merasa
kehilangan manakala lama tidak saling bertemu atau berkomunikasi. Dalam keadaan
stress sebaiknya kita berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita
tetap punyapenghayatan tidak sendirian yang
sungguh mencekam.
d. Menangani Cemas Hadapi Ujian
Cemas
menghadapi ujian atau test adalah salah satu bentuk stress yang lumrah dihadapi
oleh hampir semua orang, bagaimana kita sebaiknya menangani stress tersebut.
Cemas hadapi ujian adalah respons kita atas situasi ujian, respons yang kita
peroleh dan ulangi sejak kecil, yang seperti juga semua hasil perolehan belajar
lainnya, respon tersebut bisa diubah.
Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa,
malah bagus sebab bisa memotivasi kita untuk belajar lebih giat mempersiapkan
diri menghadapi ujian. Namun demikan, apabila kecemasan tersebut sudah
berlebihan, bisa menjadi distress, justru akan membuat prestasi kita
terganggu sebab kita tidak bisa berpikir dengan jernih.
Cara mengatasi kecemasan ujian:
1. Biasakan
diri dengan situasi ujian, dengan cara antara lain :
a. Kenali ruang dimana kita akan ujian
b. Belajar memadai, dan banyak berlatih sesuai
tipe ujian ( open-end, multiple choice ataukan essay ) yang akan dihadapi
c. Berlatih berprestasi dalam waktu terbatas,
seperti di ujian.
2. Kendalikan
emosi, pikiran dan tindakan
a. Hindari
kecenderungan meragukan diri
Apabila kita
memang ragu kurang menguasai bahan, tidak adacara lain cobalah belajar, kuasai
secara memadai. Selanjutnya apabila ada percakapan pikiran negative,
lakukan teknik ‘sop-ganti’ berikut
-
Metode
‘STOP Pikiran’
Kita merasakan
kecemasan karena kita dihantui oleh pikiran negative tentang kesulitan /
hambatan / ketidakmampuan atau ketidak berdayaan kita dalam ujian nanti. Bahkan
bisa saja kita dibayangi pikiran negative
lainnya seperti, “ Wah saya pernah berbeda pendapat dengan guru itu,
jangan-jangan dia masih sentimen….,dst”. Selanjutnya rasa cemas ini akan
meneguhkan bahkan menambah asosiasii pikiran negative yang kembali dan
dirasakan lebih resah dan cemas lagi. Jadi strateginya adalah menghentikan
pikiran negative tersebut.
-
Mengatur
arus berbagai pikiran dan refocus
Kadang-kadang ada banyak arus pikiran
bergerak dalam mental/mind kita, simpang siur, saling menyerobot. Oleh
karenanya perlu diatur, perlu ditertibkan, dan difokuskan pada satu pokok
pikiran setiap saatnya. Perludicatat tidak selamanya kita perlu mengikuti satu
alur pikir ( linier ), kadang-kadang
diperlukan kita menyebrang alur (lateral) . Hal itu boleh boleh saja,
bahkan seringkali diperlukan untuk kerja kreatif. Akan tetapi tetap perlu
diupayakan tertib, focus pada satu gagasan, dalam hal ini hanya idea yang
relevan berkaitan dengan ujian. Gagasan lainnya, ditunda dan diberi jadwal
lain, tetapi perlu ditanggapi supaya tidak menganggu. Bila kita dapat mengatur
pikiran dengan lebih tertib, maka muncul-mya gagasan yang relevan akan menolong
kita lebih percaya diri, dan dengan demikian, merangsang muncul pikiran
iringannya.
b. Ramah dan beri diri kita dukungan moril
c. Berpikirlah realistic, ujian hanya merupakan
salah satu cara evaluasi, bukan segala-galanya
d. Berdamai dengan diri siap hadapi yang terburuk ~
tidak lulus ujian, bukanlah akhir segalanya, bukan kiamat.
3. Persiapkan Fisik
a. Asupan nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian
( tidak terlalu kenyang, bergizi dan seimbang )
b. Cukup istirahat, relaks
c. Sebaiknya tetap lakukan exercise seperlunya.
4. Pelajari
skill relaksasi yang amat menolong segera
a. Tarik nafas dalam secara teratur
Metode ini merupakan teknik yang paling
sederhana, yang bias menolong kita menenangkan respons fisiologik/faal yang
ditimbulkan oleh perasaan kita.
b. Teknik
Relaksasi lainnya seperti ‘progressive relaxation’
c. Bermeditasi, berdoa dan upaya
spiritual lainnya
0 Komentar